Senin, 22 Juni 2020

Pria Manis

Pria manis? Sebuah judul yang janggal bukan? Pria biasanya lebih identik dengan sifat kuat, besar, gagah dan perkasa. Sedang manis lekat dengan gambaran tentang wanita. 

Photo by Clem Onojeghuo on Unsplash

Menurut temanku, secara garis besar ini ada kaitannya dengan nilai patriarki yang telah ada dan kita, manusia, internalisasi dalam kehidupan sehari-hari sekian lama. Sekelompok orang merasa jauh lebih tinggi derajatnya karena memiliki perangkat tertentu yang tertempel di dirinya.

Sabtu, 06 Juni 2020

Tentang Durhaka

Beberapa waktu yang lalu aku membaca curahan hati seorang gadis di media sosial tentang bagaimana sang ibu menolak calon suami yang dia ajukan, malah memilih untuk menyodorkan calon baru sebagai pendamping tanpa komunikasi yang memadai untuk bisa bertukar pikiran dan saling melegakan keputusan. Saat itu aku yang (seperti biasa) SOK TAU membalas dengan berapi-api mengenai betapa pentingnya untuk memulai komunikasi dan melemparkan berbagai saran agar teguh pendirian, bahwa kamu punya hak untuk memilih kehidupan di masa depan bla bla bla...

Photo by Velizar Ivanov on Unsplash

Sampai sore ini tiba-tiba sebuah pemahaman baru menghantamku saat sedang melamun sembari makan (jangan ditiru!!). Bagaimana jika alih-alih hanya bingung, anak yang curhat itu sebenarnya adalah sebuah representasi dari sebagian anak-anak di dunia ini yang tidak memiliki keistimewaan untuk bisa berkomunikasi secara terbuka dengan orang tuanya?

Kamis, 30 April 2020

Mengaji, Menari dan Menebar Kebaikan

Tutup aurat, tutup aurat jangan boleh dilihat.

Malu wajib pribadi mulia

itulah tuntunan agama...

"Jangan saling bertabrakan ya, anak-anak. Dilihat kiri kanannya. Yang baris depan ke arah kanan dulu, yang belakang ke kiri. Lanjut bait selanjutnya..."
Suara teriakan yang sampai hari ini masih bisa aku dengar sangat dekat di telinga, meski telah lewat 20 tahun lamanya sejak pertama kali mendengar beliau melafalkan bait demi bait lagu tentang aurat seorang muslim kepada kami, anak-anak yang hadir untuk belajar mengaji. 


Photo by Ifrah Akhter on Unsplash

Bu Suti, namanya. 

Guru tempat kami belajar saban sore. Seseorang yang aku ingat sebagai ibu bersuara nyaring dengan senyuman manis. Guru perempuan muda pertamaku dalam belajar agama. Potongan cerita beliau pernah juga aku muat di blog ini terkait sentimen menjadi perempuan di Indonesia ini. 

Selasa, 24 Maret 2020

Mungkinkah Itu Cinta?

Ketika kita bicara tentang kecewa
Aku mengingat tatapan mata yang dulu aku tidak tahu definisinya
Jika bicara harusnya
Mari kembali ke masa di mana semua terlihat samar

Photo by chuttersnap on Unsplash

Itu mungkin cinta
Yang terlambat kita sadari
Yang terlambat dipanen buahnya

Sabtu, 14 Maret 2020

Saat yang Disukai, Tidak Seperti Dugaan Awal

Apapun itu jika dilihat lebih jauh biasanya memang akan terlihat lebih baik. Seperti gunung, kata salah satu pepatah, akan memiliki kesan lebih indah dilihat dari kejauhan. Namun saat mendekat barulah kita sadar ada banyak tanjakan, batu-batu besar, pohon yang mati dan hewan-hewan pengisap darah.
Begitu pula manusia.

Photo by mike dennler on Unsplash

Orang tua, pasangan dan teman akan terlihat mempesona dari luar namun sebagai orang terdekat, kita tentu akan menemukan cela, salah dan ketidak sempurnaan.
Sebuah fakta yang membuat aku bertanya, "apakah memberatkan saat orang yang disukai, tidak sesempurna dugaan awal?"

Rabu, 11 Maret 2020

Mengenal Diri Sendiri

Beberapa waktu belakangan I do realize a lot of things about myself. Karena sedang ada waktu untuk 'melihat ke dalam' lebih sering dan ingin menulis hal-hal personal yang ternyata resonate dengan lebih banyak pembaca.

2 hari kemarin sedang menikmati menonton salah satu reality show Korea berjudul Handsome Tigers yang awalnya dilakukan benar-benar tanpa rencana. "Ah coba 1 episode saja," pikirku, karena tidak begitu paham dengan cara bermain dan menikmati permainan basket, yang merupakan inti acara ini.


Eh ternyata selain jadi jatuh cinta dengan tension cepat ala basket, jadi punya kesempatan belajar mengenali diri sendiri lewat beberapa scene. Salah satunya adalah betapa lemahnya aku dalam mengikuti perintah cepat. Seperti yang kalian tahu jika membaca blog ini, i define myself as seseorang dengan kecenderungan melihat dan memutuskan berbagai hal dengan menggunakan sisi emosional yang dominan.
Sedang dibeberapa cuplikan Handsome Tigers, pelatih mereka yakni Seo Jang Hoon, seringnya mengajarkan taktik cepat tanpa penjelasan.

Jumat, 06 Maret 2020

John Mulaney and My Anxiety

Today I offer you one of story about my favorite person in the world.
Honestly it’s really frightened me when I need to talk about people that I like, because afraid one day they will become the worst one (I think it’s just part of my anxiety who talk). 
Have an good image for people who still alive and can change in future kinda juggling your emotion, right?


google images

Selasa, 03 Maret 2020

Alpha Female

Istilah baru muncul lagi, kini untuk menandai perempuan kuat, berani dan mandiri, society tidak lagi hanya menyebutnya feminis. Istilah Alpha Female, diambil dari studi tentang hewan dan atau individu dengan peringkat tertinggi. Istilah ini merujuk bagaimana perempuan-perempuan yang disebut Alpha terlihat mendominasi dan percaya diri.

Photo by joel herzog on Unsplash

Tapi belakangan sebagaimana banyak hal di dunia ini, perspektif tentang Alpha Female semakin melebar dengan tambahan ciri khas-ciri khas baru yang merujuk pada pengalaman pribadi.
Membuat aku ingin membedahnya dengan perspektif sendiri.

Rabu, 26 Februari 2020

Hai Extrovert

Sebagai introvert yang nyaris hanya memiliki 3 teman dari 3 lingkaran pertemanan yang berbeda, aku angkat topi pada para extrovert. Walau tidak jarang dibuat keki dan sakit hati sendiri bila mereka mulai overwhelming dengan lingkaran pertemanan dan janji temu yang tidak ada habisnya.
Untuk itu aku sangat mengagumi sedikit dari para extrovert yang mampu merawat berbagai perbedaan lingkungan pertemanan yang dipunyainya dengan sangat baik.

Photo by Duy Pham on Unsplash

Kamis, 13 Februari 2020

Mengendarai Ekspektasi

Berharap yang terbaik tanpa harus membandingkan dengan kehidupan orang lain.
Kemampuan mengendalikan diri dalam hidup adalah keharusan.
Seperti ketika kamu melihat hal-hal indah di media sosial atau saat temanmu bercerita hal baik yang dialaminya seharian.
Apakah kamu akan mengasihani diri atau justru termotivasi?
Rasa iri dan iba katanya, hanya tipis jaraknya.


Kamu hanya mendengar yang mau mereka bagi, biasanya hanya keindahan di awal hari.
Kamu hanya melihat yang ingin mereka ceritakan, biasanya hanya senyum dan keriangan

Mengendarai ekspektasi.
Jangan terlalu tinggi namun juga jangan terlalu hati-hati.
Jangan ceroboh namun juga jangan bodoh dan terus menunda.
Rasa iri dan iba katanya, hanya tipis jaraknya.

Rabu, 12 Februari 2020

Aku Bucin?

Bulan Februari yang katanya bulan penuh cinta sepertinya berhasil membangkitkan sel romantis didiriku untuk bercerita tema-tema hati. Setelah kemarin mendapat berbagai opini terkait putus, sekarang ingin berbagi perspektif berbeda tentang bucin alias budak cinta.

Photo by Carolyn V on Unsplash

Konotasi negatif menempel pada istilah ini, di media sosial kerap digunakan untuk menggambarkan seseorang yang tengah dimabuk kepayang hingga melakukan hal-hal yang cenderung berlebihan.
Kamu termasuk juga?

Senin, 10 Februari 2020

Bahas Putus, Yuk

Sebagai orang yang sering dicurhati tapi minim pengalaman tentang hubungan percintaan, hari ini aku ingin berbagi perspektif. Ceritanya tentang bagaimana hubungan yang berjalan sekian lama bisa dilihat dari perspektif yang berbeda.


Beberapa waktu lalu, seseorang yang aku kenal baru saja mempublikasikan diri telah mengakhiri hubungan dengan sang kekasih yang telah berjalan selama kurang lebih 7 tahun lamanya. Mereka bersama sejak bangku kuliah strata 1. Si lelaki kemudian melanjutkan dengan bekerja dibidang hiburan, si gadis juga sama. Namun ia melakukannya dari negara yang jauh, Inggris Raya.

Ya, Mbak M sebut saja, memilih untuk melanjutkan pendidikan ke negeri sebrang sembari melebarkan sayap di dunia permodelan. Layaknya muda mudi usia dewasa muda mereka terlihat baik-baik saja. Beberapa kali jalan bersama terakhir malah liburan ke Jepang jadi pilihan mengisi waktu saat Mbak M pulang.

Kamis, 30 Januari 2020

MENGOPERASI ISI KEPALA


Perempuan layaknya binatang buruan, kadang. Kita dipojokkan dengan berbagai taring dan gigi tajam iklan yang entah bagaimana dibuat terkesan meminta kita berkaca dan menyadari betapa memalukannya tampilan luar diri.

“Mau lebih tinggi?”
“Memperbesar payudara dengan konsumsi produk ini..”
“Hidung mancung seketika tanpa operasi.”

Photo by Yoann Boyer on Unsplash

Perempuan diperdaya pada pemahaman bahwa laki-laki, punya ciri khas ketertarikan tunggal; pada keindahan fisik. Maka perempuan lalu berlomba tampil cantik, muda dan seksi.

Rumah Kita Bersama, Indonesia



“Kalau kita temenan sama mereka, nanti kita masuk neraka ya, Kak?” suatu hari seorang gadis cilik mendatangiku untuk bertanya. Dengan mengernyitkan dahi aku melihat ke arahnya lalu duduk menyejajarkan pandangan kami berdua. Tepat di bola matanya yang hitam sempurna, aku menatap dan membayangkan siapa dan atas dasar apa seseorang mengatakan hal yang menyedihkan seperti itu. 
Kita boleh kok temenan sama siapa saja. Saling tolong menolong dalam kebaikan.” Kuusap kepalanya.

Pengalaman ini menjadi catatan tersendiri di kepalaku. Wajah gadis cilik yang kebingungan itu bagiku adalah wajah kebingungan bukan hanya satu orang namun juga sebagian besar dari kita. Betapa banyak hal yang terjadi wara-wiri di berita, sosial media atau di kehidupan sehari-hari di mana sebagai warga negara, kita mempertanyakan kembali tentang arti berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

Produk Indonesia Jadi Raja di Negaranya

Tumbuh sebagai remaja muda di daerah kecil di pedalaman Indonesia, aku dan anak-anak baru gede  di wilayah kami terbiasa jajan skincare dan make up di warung-warung palugada (apa lu mau, gua ada) atau untuk yang lebih lengkap lagi; toko-toko di pasar. Kami juga tumbuh dengan berbagai tanaman yang dipercaya turun temurun punya daya untuk kecantikan dan kesehatan.
Begitulah perkenalanku dengan berbagai perawatan tubuh dan warna warni make up bermula.

Photo by Noah Buscher on Unsplash

Agak besar, setelah merantau ke kota dengan lebih beragam manusia serta interaksi dan berbagai kemudahan akses media sosial, aku jadi semakin terpapar informasi terkait topik kecantikan. Perlahan aku mengenal tentang skincare dari Korea yang menjanjikan kulit putih, bersih sampai pori-pori terlihat samar. Tertarik, aku pun mulai mencoba hingga mengoleksi beberapa merk yang selalu tampil di laman rekomendasi.

MENONTON KIM JI YOUNG 1982, MELIHAT AKU DI DALAMNYA


Kamu harus berpakaian dengan layak,” ucap Ayah Kim Ji Young saat menjemput putrinya yang menangis ketakutan usai turun dari bus. Keterangan lebih lanjut tentang apa yang terjadi di bus tersebut bisa kamu saksikan sendiri di filmnya.
Aku, kamu dan sepertinya hampir semua perempuan di dunia ini pasti pernah mendengar nasihat dengan maksud yang sama.

Photo by Han Chenxu on Unsplash



Hai kamu perempuan, berpakaianlah sesuai aturan agama agar aku bisa menjaga mata dan syahwatku. Jangan tambahi dosa kami dengan melihatmu berpakaian tapi telanjang.”
Kalau ini versi ‘solehnya’ yang intinya juga sama, mengatur bagaimana perempuan mesti berdandan.


Beberapa waktu lalu seorang Akhi di grup alumni forum keislaman yang aku ikuti saat kuliah dulu, memotret postingan instagramku dan mengirimkannya ke GRUP. Iya, grup bukan pesan pribadi. Mengatakan bahwa aku telah berubah dan menasihati agar aku bisa menjadi contoh adik-adik lain dalam berpakaian.