Sabtu, 11 Maret 2017

Distance Blues, Sebuah Review



Keterangan Buku
Judul: Distance Blues, Aku dan Kamu Terserak dalam Jarak
Penulis: Agustine W.
Tebal: 288 halaman
Penerbit: PING
Tahun Terbit: 2016

Ide besar dari novel perdana Agustine ini adalah tentang penyakit jiwa dan hubungan jarak jauh. Berat ya? Tapi tenang, Penulis tetap menceritakannya dengan gaya khas novel teenlit kok, mudah diikuti dan dipahami pembaca.

Pertama kali menyentuh novel ini, mata langsung berbinar melihat keimutan sampulnya yang didominasi warna ungu dan merah muda. Novel juga memiliki tebal yang cukup untuk dihabiskan sehari sekali lahap, tidak terlalu ramping seperti buku kata-kata inspiratif atau tebal seperti serial Harry Potter.

Distance Blues menampilkan tiga tokoh utama yang tengah berada diusia matang dengan karir menjanjikan dan wajah enak dipandang.

Elmi, tokoh utama sekaligus sudut pandang pertama yag dipakai untuk menggambarkan isi novel ini adalah seorang wanita karir yang seperti telah disinggung sebelumnya, baru menyadari bahwa ia menderita Obsesive Compulsif Disorder yang diartikan sebagai Gangguan obsesif kompulsif disaat yang hampir bersamaan dengan kelimbungannya akan hubungan percintaan yang tidak kunjung mengalami progres. Sebaliknya, pacarnya dirasa terus sibuk pada pekerjaan yang membuat mereka harus menjalani hubungan jarak jauh.

Di tengah keadaan rapuh dan butuh sokongan, kekasih yang diharapkan mendampingi justru malah sibuk sendiri, kira-kira kalau kamu jadi Elmi apa yang akan kamu lakukan? Yah, jadi galau.

Dirga, Elmi’s longlast boyfriend. Hubungan yang sudah berjalan selama dua tahun, lagi-lagi mengalami guncangan. Mulai dari pertanyaan seputar kelanjutan hubungan oleh keluarga calon mertua, kekasih yang bertingkah aneh (karena OCD), saingan merebut perhatian Elmi dan mantan kekasih yang menghantui. Kehidupan Dirga lumayan rumit juga lho. Terkadang sebagai pembaca, jadi penasaran tentang sudut pandang Dirga mengeni Elmi dan sekelumit masalah dikehidupannya.
Di novel ini Dirga digambarkan sebagai kekasih yang cukup pengertian, dia tidak banyak bertanya atau memandang aneh tingkah Elmi yang kadang terlalu berlebihan (lagi-lagi karena OCD yang dideritanya).

“Tampan, cerdas, pekerja keras, dan yang paling membuat Elmi klepak-klepek ialah karakter yang hot and cold. Maksudnya, terkadang bisa manis, terkadang cool. Takarannya pas, seimbang.”

Adalah sedikit gambaran Dirgantara Permana yang digambarkan Penulis. Kebayang kerennya? Siapa mau punya pacar seperti Dirga?

Tapi kisah cinta kurang sempurna jika tanpa satu dua godaan kan? Dan inilah dia, Rasyad, Chef pemilik restoran Timur Tengah yang ketampanannya sebelas dua belas dengan para pangeran Arab Saudi, ditampilkan sebagai sosok mempesona penggoda hati Elmi yang tengah butuh sandaran.
Tidak hanya tampan, Rasyad diceritakan amat perhatian dengan Elmi, mulai dari traktir makan hingga antar jemput, full service ia berikan untuk memenangkan hati gadis pujaan. Duh, jadi bimbang mau pilih Dirga atau Rasyad.

Sudah mulai penasaran dengan cerita selanjutnya kisah cinta segitiga dan bagaimana Elmi menghadapi penakitnya? Eits tunggu dulu. Ada beberapa poin lagi yang bisa jadi pertimbanga kamu untuk beli dan baca buku ini.
***

Di Distance Blues, tidak melulu hanya berisi percintaan dari ketiga pemeran utamanya. Di dalamnya juga ada konflik keluarga antara Elmi, adiknya dan Mama yang ternyata usut punya usut bisa jadi adalah sebab dari Elmi mengidap penyakit OCD.

Ada juga cerita pendukung tentang kehidupan kerja Elmi dan kehidupan persahabatannya. Jadi semakin penasaran? Buruan gih beli bukunya.
***

Secara pribadi dari membaca novel Distance Blues, berikut penilaianku:

Plus
Desain sampulnya oke.
Tebal buku pas.
Ide utama menarik dan buat penasaran.



Minus
Awal cerita yang terlalu membosankan.
Pengembangan alur terlalu cepat.
Banyaknya masalah yang diangkat membuat fokus novel ini terlalu banyak.

Bonus!! Tambahan kalimat-kalimat yang aku sukai di novel ini.
Aku hanya ingi normal kembali. Berdamai dengan masa laluku. Berdamai dengan diri sendiri.
--Elmi, hal 211

Jujur, aku nggak butuh Mama sempurna. Aku hanya butuh Mama yang mengerti perasaan anaknya.
--Elmi, hal 213

Biarin Tuhan menentukan jalanku. Tugasku melakukan semua tanggung jawabku sebaik mungkin. Apapun hasilnya, semoga Dia selalu menjadikanku pribadi yang besyukur.
--Elmi, hal 283

Secara keseluruhan aku suka novel ini. Terima kasih untuk Agustine W. telah menuliskan novel yang menarik untuk dibaca dan mengadakan give away hingga novel Distance Blues bisa selamat sentausa nangkring di rak buku ku. Maaf ya, karena lama bikin reviewnya. Ditunggu novel-novel kamu selanjutnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar