Gambar diambil dari pinterest
Hal paling inspiratif dari perjuangan Kartini adalah karena Ia melakukannya untuk kebermanfaatan dan kehormatan perempuan Nusantara bukan hanya kepentingan pribadinya.
21 April hanya akan menjadi parade kebaya dan sanggul jika kita lupa makna perjuangan yang sebenarnya. Atau hanya akan jadi sebuah pagelaran kontes minim renungan jika kita hanya sekilas terpukau pada kutipan-kutipan kata tanpa mau meneladani perjuangan dan kerja keras simbol perempuan Nusantara, Raden Ajeng Kartini, yang semoga selalu terberkati oleh Yang Maha Esa.
Menjadi perempuan bagi ku (dan mungkin dirasa juga oleh perempuan
lainnya) adalah sebuah keberkahan sekaligus juga jalan terbentang panjang atas
nama kehormatan dan kesetaraan. Menjadi perempuan Indonesia, khususnya, telah
lama seolah digambarkan sebagai manusia kelas dua, yang tidak perlu terlalu
cerdas, terlalu kaya, dan ter ter lainnya yang menunjukkan kelebihan hingga
membuat laki-laki merasa kecil dan rendah diri.