Menulis kenangan, gumaman dan rencana menjadi simpul-simpul kecil penanda kehidupan
Rabu, 14 Agustus 2013
Lelaki Kakakku.
Gadis itu hari ini menggeleng tegas, tak seperti hari-hari kemarin.
Cukup, ta. Ujarnya. Aku kalah, kita berhenti, dan untukmu terima kasih karena tlah bersedia menemani.
Aku diam, mencoba mencari sedikit celah keraguan dari dua bola mata berwarna hitam gelap miliknya.
Setelah sejauh ini, si ?
Sebelum aku kian tak terkejar dan masuk pusaran delusi yang kian besar dan gelap, semua masih bisa terselamatkan, masih ada yang bisa aku perbaiki selebihnya hanya akan aku coba tinggalkan disini.
Payung besar yang menutupi tubuh kurus berlapis kulit yang telah mengkerut, keriput, digenggamanku sejenak kusandarkan pada tanah lusuh berpasir putih dengan debu pekat berterbangan disapu angin, aku ingin mengambil jeda menggenggam tangannya, mencoba menguatkan.
Langganan:
Postingan (Atom)