Rabu, 26 Maret 2014

Epilog


Dan sampailah kita pada ruang untuk tanda baca.
Menanti membubuhkan titik, koma, tanda seru atau tanya.
Dengan riak emosi yang telah turun dari kulminasi emosi.
Dan tanya tersisa dalam selipan hari.

Apakah semua membawamu pada sendu atau bahagia ?
Akankah dilanjutkan atau diakhiri saja ?
Ruang akhir masih kosong.
Epilog belum ditentukan.
Dan kita menanti di titik akhir perjuangan.

Prolog


Kita selalu memiliki energi untuk berkenalan
Membagi senyum di awal hari
Menguntai benang kenangan dari sekarang
Dan tak peduli kapan harus mengakhiri

Menyimpan semua masalah dalam diam, pelan.
Untuk kita biarkan meledak suatu hari

Tapi ini masih pagi
Biarkan langkah kita menapaki prolog kehidupan
Menyimpan semua masalah dalam diam, pelan.
Untuk kita biarkan meledak suatu hari.

Minggu, 16 Maret 2014

Di Sampingmu


Aku tengah menanti hari itu.
Saat kau yang biasanya tenang dan tak terbaca menjadi terlihat gugup dan berkali mesti meremas tangan, seolah mencari kekuatan.
Aku tengah berdoa untuk sampainya hari itu.
Saat kau menjabat tangan Ayah ku dan mengucap janji dengan terlebih dulu menghirup napas dan fokus pada lafal, hingga janji terucap sekali tanpa perlu diulang.

Kau, apakah juga menanti hari itu ?
Saat ku anggukan kepala, menerima.
Kau, apakah juga berdoa untuk sampainya hari itu ?
Kala bertumpuk doa kita terima dengan senyum sumringah yang tak lagi tersembunyi di bawah tundukan kepala.