Jumat, 04 Oktober 2013

Elegi Rasa II



Ada yang pergi, lalu aku hanya akan mengais sisa-sisa rasa, bau dan tiap napas yang ia sisakan untuk ku hirup pelan-pelan sambil merasa candu akan hadirnya, perlahan wajahnya, tubuhnya akan terlihat nyata untuk kemudian berlarian menghilang bersama asap, bersama embun dan desah napas kecewa karena hanya mata yang terpuaskan sedang diri tak bisa lagi saling bersenyawa.

Ada yang tinggal, sambil sesekali memanjang-manjangkan leher untuk melihat sejauh apa aku telah berjalan meninggalkan.
Kemudian terduduk, menangis dalam isak kecil satu-satu dan usapan wajah asal-asalan, tak boleh ada yang tahu bahwa baru sebentar berjalan namun telah saling merindukan.

Ada dua hati, dua pribadi yang saling iri pada kepakan sayap sepasang burung merpati, terbang, tanpa perlu memendam dan berpura memajang senyum yang tlah sama tahu tak lagi berarti menghibur dan mengikhlaskan.