Kamis, 30 Maret 2017

Sendirian

Image From Pinterest

Salah satu hal paling menyedihkan di dunia ini adalah ketika kamu sadar seseorang yang kamu kenal dan temani bertahun lamanya ternyata tidak juga mengenalmu dengan baik.
Tidak mengenal kerapuhan hatimu. Ketakutan-ketakutanmu.

Malam ini aku duduk ditemani suara merdu duo Band Indie kesukaan bangsa, Banda Neira, yang secara mengagetkan memutuskan bubar belum lama.
Sembari bersandar di dinding. Berpikir.

2 tahun belakangan adalah waktu paling tenang sekaligus paling gaduh.
Aku menyadari banyak hal yang sebelumnya luput, entah karena kenaifan, entah karena usia muda membuat pengalaman dan pemahamanku masih terhitung jari tangan.

Rabu, 22 Maret 2017

Mencintai Buku-buku Lalu Kamu

picture by weheartit

Para pencipta huruf, kata lalu buku entah apapun niat awalnya, semoga kalian selalu bahagia. Para penikmat halaman demi halaman, judul yang terus berganti, genre yang terus diperbarui, semoga kalian selalu menemukan waktu dan tempat untuk sekedar bertamasya ke tempat yang sama-sama kita ketahui dimana.

Untukmu yang aku cintai melalui buku-buku, terima kasih untuk ketangguhan meneruskan tiap titik. Terima kasih telah membawaku pada tempat, pemahaman dan berbagai hal baru yang sebelumnya tidak aku tahu ada. Kamu membuat iri sekaligus jatuh hati dengan segala ketekunan itu.

Sabtu, 11 Maret 2017

Apa Kamu Tengah Berharap Dicintai?

image by pinterest

Apa kamu sekarang tengah bertanya-tanya, kenapa tidak bisa seperti dia?
Apa kamu sekarang tengah menyesali banyak waktu dan pengalaman?
Apa diam-diam kamu menangis di tengah malam karena lelah, karena putus asa?
Apa dalam hati, kamu berharap ada seseorang yang memeluk dan mengucapkan terima kasih atas keberadaanmu, atas semua usahamu, atas cinta dan kasih yang kamu beri secara cuma-cuma?
Apa kamu tengah berharap dicintai?
.
.

Distance Blues, Sebuah Review



Keterangan Buku
Judul: Distance Blues, Aku dan Kamu Terserak dalam Jarak
Penulis: Agustine W.
Tebal: 288 halaman
Penerbit: PING
Tahun Terbit: 2016

Ide besar dari novel perdana Agustine ini adalah tentang penyakit jiwa dan hubungan jarak jauh. Berat ya? Tapi tenang, Penulis tetap menceritakannya dengan gaya khas novel teenlit kok, mudah diikuti dan dipahami pembaca.

Pertama kali menyentuh novel ini, mata langsung berbinar melihat keimutan sampulnya yang didominasi warna ungu dan merah muda. Novel juga memiliki tebal yang cukup untuk dihabiskan sehari sekali lahap, tidak terlalu ramping seperti buku kata-kata inspiratif atau tebal seperti serial Harry Potter.

Kamis, 09 Maret 2017

Kamu masih di sana



Kamu duduk di sudut paling gelap. Selalu begitu. Awalnya satu persatu mereka akan mendekat, penasaran. Apa kamu baik-baik saja? Butuh ditemani? Tanya mereka dengan wajah prihatin dan kasihan. Kamu menjawabnya dengan senyum sambil menggeleng perlahan. Selalu begitu.
Mereka yang penasaran perlahan menjauh. Mulai berpikir kamu memang tidak suka keramaian, sebagian lagi berpikir kamu terlalu aneh untuk bisa berbaur. Kamu diam tanpa perlu memberi penjelasan.
Kamu suka sendirian, mengamati keramaian. Kamu suka melihat banyak wajah dan ekspresi yang berubah-ubah. Bertanya dalam hati, apa kamu juga punya satu dua ekspresi itu? Atau bolehkah kamu meminjamnya dari wajah-wajah mereka.
Bagimu, sejak hari itu. Hari dimana kamu sadar tiap orang disekitarmu hanya terikat pada kepentingan, kamu memutuskan melepaskan semua. Memilih sendirian.
Semua hubungan yang kini kamu jalani, kamu pilih dan sadari dengan perjanjian keuntungan. Bagimu itu semua lebih aman. Tidak akan ada yang berharap lebih, lalu kecewa.
.
.
.