2 hari kemarin sedang menikmati menonton salah satu reality show Korea berjudul Handsome Tigers yang awalnya dilakukan benar-benar tanpa rencana. "Ah coba 1 episode saja," pikirku, karena tidak begitu paham dengan cara bermain dan menikmati permainan basket, yang merupakan inti acara ini.
Photo by Melanie Pongratz on Unsplash
|
Eh ternyata selain jadi jatuh cinta dengan tension cepat ala basket, jadi punya kesempatan belajar mengenali diri sendiri lewat beberapa scene. Salah satunya adalah betapa lemahnya aku dalam mengikuti perintah cepat. Seperti yang kalian tahu jika membaca blog ini, i define myself as seseorang dengan kecenderungan melihat dan memutuskan berbagai hal dengan menggunakan sisi emosional yang dominan.
Sedang dibeberapa cuplikan Handsome Tigers, pelatih mereka yakni Seo Jang Hoon, seringnya mengajarkan taktik cepat tanpa penjelasan.
Harus langsung sigap dan iya iya saja. Pelatihan khas militer yang 99 persen sangat tidak sesuai dengan caraku mengadaptasi ilmu. I always tend to know why before how in every single circumstance. Aku pikir akan sangat menyusahkan untuk melakukan sesuatu tanpa tujuan hanya atas nama kesetiaan. Pemahaman ini juga lah yang membawa ke kesadaran bahwa aku memiliki sangat minimal effort dan keyakinan atas yang disebut kesetiaan kolektif (nanti kita bahas lebih lanjut tentang ini di tulisan terpisah, insyaAllah).
Buat aku yang melihat segala proses realization of myself bukan sebagai tameng pernyataan "ya bagaimana lagi, memang sudah begini" namun lebih ke "oh perasaan dan perilaku ini bisa disebut begini toh dan bisa nggak ya, aku yang apa-apa mesti dijelaskan dengan proper, belajar langsung sigap kalau diberi perintah?" jadi lebih lanjut ingin bercerita bagaimana mengupgrade diri sendiri dalam berbagai keadaan.
Karena aku sadar, sebesar aku menyukai kepribadian dan hal-hal yang ada dalam diri, aku juga willing untuk improve myself for better environment.
Photo by Suzanne D. Williams on Unsplash
|
I'm not done yet. I read this today dan suka sekali dengan maknanya. Discover myself adalah sebuah pencapaian namun untuk improve dan doing better adalah keharusan. Kita nggak bisa meminta diri sendiri dan orang lain untuk selalu mengerti kalau dari dalam tidak ada keinginan untuk jadi lebih baik.
As myself who kinda slower than others, cara mengupgrade diri setelah melalui proses discover adalah dengan
- Start to break down what I think
- Write
- Doing step by step.
Photo by Jack Anstey on Unsplash
|
Proses dalam hidup ini toh selurus apapun dalam bentuk definisi, nyatanya penuh dengan belokan, jalan buntu dan alternatif. Jadi sama seperti saat berada dalam perjalanan, proses mengenal dan mengupgrade diri sendiri tidak akan selalu mulus dan lancar namun layak diperjuangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar