Selasa, 28 Mei 2013

Dan Aku Tahu Alasannya


Gadis itu terdiam lagi, menutup pintu dan memagarinya dengan pecahan kaca bening yang tajam. Tak menghidupkan lampu, tanda enggan diganggu.

Aku mengintip, menyelidik, mencoba mencari tahu dan turut campur.

Kau ingat apa isi percakapan serius terakhir kita ? Tentang pagar yang kau bangun untuk melindungi dirimu yang sebenarnya.

Kini, entahlah melankolik tengah memelukku rapat atau rasa rindu untuk bicara seperti dulu bergema kuat ? Aku tak mengenal dan merasa familiar dengannya.

Kesibukkan, teman baru dan kehidupan yang lebih membahagiakan kini kuharap kau kecap. Tlah banyak tangis, bentak tak enak, acuh mengeluh, dan gundah yang tak mampu terbagi kau rasakan, kini kutersenyum dalam diam, dalam rindu yang hanya mampu kugumamkan, dalam lirih doa dan sepenggal nama.


Waktu terus menunjukkan kuasa, janji menghapal ayat demi ayat, berbagi kabar dan berlomba menjadi wanita baik yang membanggakan keluarga. Hah. Memori lama.

Berharap membersamaimu dalam kesuksesan, setidaknya menjadi sepenggal nama yang pernah tertumpuk dimemori lama dan menjadi penguat dalam berproses menuju RidhoNya, Maha Cinta Allah atas segala ketentuanNya, tak pernah berhenti berharap dan belajar menjadi wanita sukses yang tak hanya baik di mata manusia namun yang paling penting dihadapan Sang Pencipta.


Tetaplah konsisten bersama kebenaran dimanapun kita berada. Nasehat untuk kita, terima kasih atas cinta selama bersama, temanku yang mandiri dan menginspirasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar