Membacanya membuatku
kian gamang, namun sayang tali telah terulur keluar.
Bolehkah aku menjadi
egois, tak peduli pada bertumpuk harapan dipundak ?
Membangkang untuk kemudian
terbang bebas, menjangkau dunia baru, wahana bermain seru yang benar membuat
mataku terpaku gagu dan mendecak seru.
Aku telah bertengkar
dengan Andai, karena berkali aku terseret tak mampu menghindar dari kekecewaan
yang tak berpagar penghalang.
Bagai batere radio
tua, gejolak itu membuatku terpental-pental oleh hasrat, sementara tubuh tuaku
kian reot dan tak kuat.
Bolehkah kubisikkan
diam-diam pada takdir atau perlu bertaruh dengan masa depan hanya untuk sebuah
kata keterlambatan ?
Ah, aku kembali
pesimis, setelah bertumpuk buku, beruntai kata dan penggalan kalimat mengusik
tidur dan mengintervensi pikiran, kini tinggal aku dan bingung, mencoba menebak
apakah masih ada waktu untuk asa atau hanya sia untuk kata aku tlah mencoba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar