Senin, 06 Mei 2013

Apa Mau Mu Hatiku ?


Siluet remang itu lagi, terkias hitam dan bergerak kasar

Aku menantinya, menunggu untuk melihat dalam bisu, untuk menyibak rahasia dan kebungkaman yang kian menyiksa

Kenapa aura mengundang kecemasan masih terasa dari jarak yang berkisar kesekian

Cemas ataukah ada yang ditakuti, wahai bayang hitam tak bisakah sejenak kau jawab pertanyaaan ?

Kala malam itu akhirnya tlah ku jumpai jawab dari suara serak bayangan, itu aku, wajah dan tubuh menggelap
Begitu menyedihkan

Ia menuntut, kenapa kau gadaikan semua dulu ? ia berteriak nyaris membuat telinga tuli karena pekak
Ku kernyitkan dahi tanda tak mengerti

Dimana kau letakkan iman itu ? disudut belakang hati yang jarang kau tengok dan peduli ? atau malah tlah kau gergaji dan pasung dengan simpul mati ?



Kau tak peduli, ya seperti dulu saat aku berteriak meronta pertolongan atas segala kelalaian yang tengah kau peragakan, atas tiap inchi yang tak terhijabi, tiap ruas yang ku minta kau selimuti, kau malas malah pulas.
Pulas dalam kubangan jerat setan yang setia membisik.

Kau lupakan imanmu. Kau gadaikan cinta Illahimu.

Aku malu, diantara berjajar rapi jiwa-jiwa itu hanya aku yang bermuram, gelap nyaris tak ada, tak terihat. Aku malu tak terhijabi, tak terjaga, tak mampu dibeda apakah islam, majusi atau nasrani.
Andai sekali saja coba kau tengok aku yang terengah kelelahan menjerit agar kau dengar. Aku mau mengikuti jalan Rabb ku, jangan kau halangi, jangan lagi kau cari-cari alasan manis berbingkai peluk setan dengan sangat romantis.

Coba sekali saja kau ajakku berbincang mesra, dan tanya “apa mau mu, hatiku ?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar