Kau tahu apa yang paling dirindu dan dibanggakan
oleh penyair ? Kata syahdu yang mampu membuat rona merah dipipimu kian
bertumpuk dan membisu malu menunduk.
Aku terdiam, memaksaku terpaku dan merasa kejang, pesona
macam apa ?
Membuatku menerkamu dan mulai menarik simpul diri,
lalu apa aku ?
Kian erat berarti telah kian terikat, bila rasa tak
mampu lagi untuk digambar lewat kata, lalu pantaskah sebuah pernyataan membuat
semua kian tersurat lebat.
Aku mendengus, coba untuk menghapus sisa sisi
imajinasi yang kian berkuasa.
Karena aku takut, lama ku halau, sengaja agar hulu
tak pernah mencapai hilir yang berarus kuat.
Aku takut hilang keseimbangan, terombang ambing menjadi
destinasi dan identitas diri, kala yang tak pernah kutunggu mencapai sisiku dan
mendapat restu.
Maka biarlah sang penyair hanya terbang bebas, bebas
merayu hingga ia lelah, hingga bersandar dan merindukan pulang menjadi impian,
maka biarkan ia memilihnya, mencoba merebut atau menurut arus laut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar