Kamis, 11 Juli 2013

Rayu


Merdu merayu, lagi-lagi kamu. Langit biru membisu, rindu. Menari ditengah air yang mengalirkan beku, kaku.

Semua keahlianmu, lelakiku.

Denganmu tak perlu memandang elok langit biru cukup diam-diam memandang dibalik dinding siluet dari garis rahang keras namun terbalut sedikit tarikan bibir kanan kiri, aku bisu.
Tak perlu lagi menari ditengah percikan air, deras kuyup, cukup menangkap resonan getar suaramu ditelinga, aku kaku.

Membuatku bergerak menuju dimensi pujangga yang dulu tak terbaca, tergeilitik malu membaca syair, ditengah gelap malam ditemani sebatang lilin romantis berwarna merah muda.
Mulai menapaki warna-warni dengan senyum kecil dan gumaman lirik lagu-lagu cinta.

Ah, akibat si merah muda. Aku lupa usia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar