Sabtu, 13 Juli 2013

Haru, Kamu


Malam kian kelam, diri makin kecil. Terasa malu hingga bisu, Rabbku.
Betapa cintaMu menggetarkan, terlisan lewat kata dan perbuatan.
Ia berbinar dengan ayat-ayat suci melantun, lurus penuh khusyuk, getar merasuk.

Kasih sayangMu tak pernah memilih pelaku, ia hanya berlalu pada yang tak tahu malu dan terpaku pada ia yang takut dan harap bertemu.



Kesadarannya menghantam keras prosesku yang kian lambat, tak juga bergerak dari kubang. Aku mengecil dan berputar dalam kerdilnya pemahaman, pengorbanan dan laku yang tak kunjung menunjukkan pertobatan.
Aku masih maju selangkah, mundur beribu.

Belajar padamu, tak mampu aku menahan isak, haru. Pada makna yang terangkai lewat kata jujur tanpa prosa rayu dan majas berlebihan.
Kelamnya masa lalu tak membuatmu mundur dan  tersungkur keluar arena juang, justru kau berlari mengambil shaf depan untuk maju, seolah berteriak lantang, selalu ada waktu untuk berubah bagi kita yang mau belajar dan berproses panjang.

*Semoga istiqomah AD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar