Minggu, 21 Juli 2013

Jeda


Kaki-kaki kecilku kian berjarak dengan kaki-kakimu yang panjang, melangkah lebar-lebar.
Kucoba ikuti, berlari kian kencang, wah punggungmu kian mengecil hingga untuk menangkap cahayamu diretina, pupilku mesti melebar hampir keluar.

Selalu begitu, kau memang selalu melangkah duluan, membanggakan dan penuh semangat juang.

Kau berbalik, menungguku dengan tarikan bibir penuh tulus dan pengertian.
Maafkan aku mesti membuatmu selalu mengambil waktu untuk berhenti.
Namun diantara jeda kaku karena aku gagu untuk memulai bicara, kau selalu dengan tenang berkata
"Tak apa, jeda ini begitu syahdu bukan ? Membuat kita menghela segala kesibukkan dan impian yang kian sesak memenuhi punggung-punggung kecil yang terkadang lelah terus membungkuk dan gamang. Aku menyukainya, menyukai bagaimana kau dengan sederhana laku seolah berseru, hentikan sejenak segala polah, bukan menyerah hanya tak masalah bukan mengaku sedikit lelah ?"




Tersenyum. Aku mengangguk. Kau memang selalu tahu, itu memang kelebihanmu.

Adikku, kadang aku hanya ingin berkata lewat sederhana sandi-sandi yang sengaja ku cipta. Mimpi masa depan yang cemerlang memang jangan kau padamkan, namun kadang kau perlu mengambil sedikit jeda dipertengahannya, untuk bersyukur, tersenyum dan merangkul mereka yang selalu menemanimu dalam diam dan doa disepertiga malam.

*Semoga kian bahagia, dewasa dan sholehah, Yui. Maaf hanya bisa sedikit berbagi kata yang sederhana dan tak seberapa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar