Kalau ada satu nasihat yang belakangan tengah aku hayati arti dan cara mengaplikasikannya adalah kalimat pendek yang ada di judul. Take care of yourself, jaga diri, hati-hati.
![]() |
Ilustrasi buatan sendiri |
Sebelum peduli pada pendapat orang lain, merasa harus memenuhi ekspektasi, sembari menjalani whatever we get through, make sure to get our own back. Dan baru saja kemarin aku menemukan sebuah postingan lebih lanjut tentang nasihat ini.
Bahwa jaga diri bukan hanya tentang resting, healing and maybe shopping, hal-hal yang kita suka untuk lakukan sekarang. Namun juga pada inisiatif dan aktivitas positif yang mungkin selalu takut kita lakukan, pada kemungkinan-kemungkinan yang tidak berani kita ciptakan, pada kerja-kerja yang urung kita selesaikan.
Sebagai orang yang cenderung butuh waktu amat lama dalam melakukan suatu hal serta mengambil keputusan dibandingkan orang-orang pada umumnya, aku bisa melihat perspektif lain dari proses jaga diri ini sebagai motivasi positif yang harapannya bisa bantu aku meminimalisir kebiasaan buruk yang sudah mengakar.
Bahwa usaha yang aku lakukan bukan hanya untuk membuat diriku yang sekarang bahagia, sukses dan lega namun juga usaha menyiapkan yang terbaik untuk aku di masa depan. I need to finish whatever this stuff to make sure my future will be ok.
Aku harus memberanikan diri make an appointment untuk periksa dan scalling gigi. Aku harus mau, membaca lebih banyak buku, melihat lebih banyak video, menyiapkan diri lebih seksama, menghabiskan waktu dengan penuh kesadaran untuk melakukan kegiatan belajar. Demi bisa menulis lebih baik, bicara lebih fasih dan berpenampilan lebih rapi.
Aku harus mulai lagi upload karya, masuk kelas-kelas daring, menginisiasi percakapan, memilih isi lemari, menjual yang tidak dipakai, memasak makanan yang aku inginkan, memilih yang masuk jadi asupan. Demi punya lebih banyak skill, bertanggung jawab pada keinginan, menunjukkan kepedulian dan jadi aku yang dimau di masa depan.
![]() |
Ilustrasi buatan sendiri |
Dan semua proses ini tidak sebentar dan nyaman. Ada banyak kejutan di tengah jalan, kejadian yang tidak sesuai harapan serta berbagai kekecewaan.
Tapi seperti video yang kemarin lewat di timeline mengenai term yang disebut Learn Helplessness, —keadaan di mana seseorang yang gagal atau tidak mampu melakukan suatu hal cenderung kemudian mempercayai bahwa mereka pasti gagal dan tidak mampu melakukan hal lain di masa depan— aku tetap mau berusaha meski pelan, walau maybe akan ada waktu aku lelah dan berhenti sebentar, aku mau dan harus terus maju.
Aku menolak mengetuk palu untuk mengamini ketidak berdayaanku, aku memutuskan memegang kendali dan bertanggung jawab pada apa yang terjadi, alih-alih menempelkan gelar korban seumur hidup. Aku mau mengambil peran sebagai yang berdaya, harapannya aku yang di masa depan bisa bangga melihat aku yang sekarang berjuang untuk jaga diri demi bisa berfungsi dengan baik dan sesuai harapan kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar