Konon, bahagia itu adalah ketika kamu merasa tidak
perlu menjadi siapapun dan berada di tempat selain tempatmu sekarang.Karena
jauh di dalam hati, kamu mengenal dengan baik dan bersyukur atas karunia yang
telah diberikan oleh Tuhan.
***
Sumber gambar : weheartit |
Jatuh cinta dan
problema
Saya mencintai tanah ini,
seperti pendaki mencintai matahari pagi yang terlihat dari puncak gunung yang
tuntas dijelajahi.
Saya menggilai tanah ini
seperti seorang Ibu yang tidak peduli dengan suapan nasi yang sudah diambang
bibir ketika anaknya mengadu tengah buang air.
Saya merinding saat
mendengar umpatan-umpatan kasar dan pesimistis tentang Lampung dan masa
depannya.
Walau secara realistis
memang tidak ada satu pun bangsa, negeri, provinsi yang benar-benar ideal
termasuk Lampung ku sayang.
Kenyang rasanya melihat,
mendengar atau malah merasakan sendiri keburukan dari sekelompok orang yang
kemungkinan besar telah menggembosi logika di kepalanya, belagak seolah remaja puber
yang punya banyak nyawa, petantang petenteng cari lawan atau tentang
perbedaan-perbedaan yang telah ada sejak dulu namun terus dibesar-besarkan,
dikorek lukanya lalu dijadikan dalil atas maraknya adegan adu jotos antar
tetangga kelurahan.
Seperti saat tengah berada
dalam sebuah kelas, kita selalu akan menemukan murid bandel dan murid pendiam,
saya kira ini analogi paling sederhana mengenai entitas baik buruk dalam sebuah
tempat.
Sumber gambar : weheartit |
Lampung dimata
mereka
Lampung, sebagaimana
diartikan oleh banyak orang adalah provinsi kecil tempat kapal-kapal bersandar
mengantar barang, mengantar orang.Lampung adalah tentang sebuah
jembatan.Penghubung 2 pulau besar dan pintu gerbang menuju indahnya pulau
tempat kerajaan Islam pertama tegak dan menancapkan kekuasaan.
Sayangnya, kadang Lampung hanya
tentang itu.
Belum lagi adanya bias
informasi yang sebagian besar tidak bisa dipertanggung jawabkan.
Teman dari pulau seberang
pernah sekali waktu bertanya lewat pesan singkat,“Ta, di Lampung itu sinyal internetnyagimana
?”
Teman ini yang entah karena
minim informasi atau kurang jauh pikniknya adalah salah satu dari sebagian
besar orang di luar Lampung yang beranggapan provinsi ini masihdidominasi
belantara hutan Sumatera. Ia secara jenaka menambahkan, “kalian disana nggak
ke kampus naik gajah kan ?”
Grrrr…
Sila mampir di http://lampungkrakataufest.com/ |
Lampung, The Treasure of Sumatera
Tema Krakatau Festival tahun
ini saya rasa sangat istimewa dan sesuai untuk menggambarkan Lampung yang
sebenarnya. Untuk lebih jelas tentang Krakatau Festival, cek di http://lampungkrakataufest.com/
Lewat Krakatau Festival,
saatnya peta pariwisata Indonesia bahkan dunia mengenal Lampung sebagai bukan
hanya pintu gerbang Sumatera atau tempat penangkaran gajah semata namun juga
destinasi yang asyik untuk mengahabiskan liburan, lebih dari itu, untuk
mengenal Indonesia seutuhnya.
Di Lampung, kamu bisa
menemukan Indonesia.
Keberagaman manusia adalah salah
satu keunggulan provinsi ini.Bermacam suku, agama, profesi dan berbagai
perbedaan menjadi satu.Seperti Indonesia dalam bentuk lebih mini dan sederhana.
Potensi laut, gunung, sungai
dan tempat wisata tengah terus digodok oleh pemerintah, swasta,
komunitas-komunitas, ahli hukum dan tentu masyarakat sebagai entitas paling
penting.
Disini kami memiliki
pemimpin-pemimpin muda sebagai tonggak pengambilan keputusan.Indonesia
sebagaimana kita tahu adalah negara dengan pergerakan pemuda yang sangat
kentara.Lampung mengamini dan mencoba meneladaninya, terbukti dengan diberinya
tempat bagi pemimpin muda untuk menunjukkan kerja, Bang Ridho Ficardho, contoh
nyata.
Seperti cita-cita besar
negara ini, Lampung sedang terus belajar menjadi lebih baik, lebih manusiawi
untuk ditinggali, lebih ramah bagi wisatawan dan berbenah menjadi penopang
Indonesia dengan sumber daya yang dimiliki.
Seperti yang dikutip dalam
sebuah wawancara di Tribun News dengan Bupati Tulang Bawang Barat, salah satu
kabupaten di Provinsi Lampung, Umar Ahmad.“Kami bermimpi tentang sebuah kota
yang mandiri, multikultural, berdikari, terus berkembang, dan berusaha lebih
baik.Kami bermimpi tentang satu kota yang tidak lagi ditinggalkan penduduknya
sendiri.”
Mari merawat Indonesia
dengan mencintai provinsi yang kita tinggali.Kenali Lampung dengan lebih baik
lewat Krakatau Festival.
Sebuah festival dimana kita
merayakan keragaman dalam bingkai persatuan.
Salam dari dan untuk Sang
Bumi Ruwai Jurai dari anak yang lahir, tumbuh dan masih terus belajar mencintai
rumah yang telah dipilih Tuhan untuk ditinggali.
***
Tulisan ini diikut sertakan dalam lomba blog Krakatau Festival 2016
***
Tulisan ini diikut sertakan dalam lomba blog Krakatau Festival 2016
Masya Allah, keren euy!
BalasHapusyang dibilang keren tidak jauh lebih keren dari yang memuji keren. hihi
Hapus