Dear Pos Indonesia,
dulu sekali salah satu mimpi kanak-kanakku adalah memiliki
sahabat pena. Berawal dari membaca sebuah majalah anak yang begitu populer di
tahun 90 an, salah satu rubrik di majalah itu adalah tentang sahabat pena,
mengenalkan anak pada persahabatan dan tentu kebiasaan menulis yang
menyenangkan.
sumber gambar : dokumentasi pribadi |
Ada banyak anak yang akhirnya memiliki teman kecil dari seluruh
Indonesia, saling mengenalkan tempat tinggal dan cerita sehari-hari tentang
daerah asal.
“aku juga ingin !!”, teriakku dalam hati. Membayangkannya
saja sudah membuat aku tak bisa menahan senyum tanda senang. Namun karena letak
kantor pos yang jauh mengharuskan bolak balik menaiki kendaraan umum dan orang
tua yang sibuk bekerja sepanjang hari, tidak memungkinkan dititipi hal-hal seperti
itu karena khawatir merepotkan, akhirnya mimpi itu pun hilang terhapus waktu
bahkan sebelum pernah dicoba untuk diwujudkan.
Lama waktu berselang, kenangan tentang sahabat pena, Pak
Pos, keranjang sewarna kulit jeruk matang membawaku pada satu kesimpulan.Saat aku
duduk di akhir pendidikan sekolah dasar, Bu Guru Bahasa Indonesia bertanya pada
kami, “apa cita-cita kami kelak saat dewasa ?”
Tanpa ragu aku menjawab, “ingin menjadi seorang tukang pos.”
Dalam bayanganku kemudian terbentuk sebuah imaji berjalan,
disuatu pagi yang cerah dengan sepeda (entah kenapa aku lebih menyukai ide
mengantar surat dengan kendaraan satu ini) dan keranjang serta bel kecil di
dekat stang kiri,aku mengayuh sepedaku mengelilingi komplek perumahan tempat
tinggal lalu berhenti di alamat rumah tujuan surat dikirimkan. Saling bertukar senyum
dengan pemilik rumah, memberikan surat sembari meminta tanda tangan bukti surat
telah diterima oleh orang yang tepat.Sebenarnya hingga aku duduk di bangku kuliah
kini pun mimpi itu masih ada, tersimpan jauh di hati.
Kantor pos juga memiliki keutamaan sendiri bagiku. Sebagai
salah satu tempat yang setelah dewasa ini sering aku datangi untuk mengirim
karya dan beberapa kebutuhan lainnya, oh ya sebagai informasi aku masih belum
mewujudkan mimpi memiliki sahabat pena, jujur saja sambil menulis surat ini Aku
berpikir untuk memulai kembali pencarian mencari sahabat pena, mewujudkan salah
satu mimpi sederhanaku.
Aku merasa tempat yang sibuk dengan banyak orang dan simbol
warna orange dimana-mana ini sebagai tempat yang menghangatkan hati.
Menimbulkan sensasi nyaman seperti di rumah karena keramahan, sensasi tenang karena
yakin barang yang dititipkan akan sampai ditujuan.
Sumber gambar : weheartit |
Untuk Pak Pos di seluruh Kantor Pos di Indonesia, dulu aku adalah
anak perempuan yang lebih suka tinggal di rumah, berlama-lama ada di zona
nyaman, membaca dan menulis sendirian, namun demi melihat kau lewat dengan
seragam khasmu dan setumpuk surat serta paketan barang, aku akan keluar dan
tersenyum menatap jalan yang telah kau lewati dengan motor dan tas besar di jok
belakang.
Untuk Pak Pos di seluruh Kantor Pos di Indonesia, aku
kirimkan surat ini untuk mengungkapkan terima kasih pada kebahagiaan yang kau
antarkan dari pagi hingga senja, pada surat dan barang yang sampai tepat waktu
dan tepat tujuan, pada mimpi yang kau tiupkan. Terima kasih telah ada dan
menjadi bagian tak terpisahkan dari mimpi kanak-kanakku.
Untukmu, Pos Indonesia, kalaupun sekarang Indonesia tengah
dikepung dengan banyaknya penyedia layanan kirim yang menjamur dengan berbagai
kecanggihan sedang pamormu sedikit menurun tak seramai tahun-tahun lalu, bersama
surat ini aku ingin kau tahu dan percaya akan selalu ada orang-orang yang lebih
memilih menggunakan jasamu bukan hanya karena layanan dan kualitasmu yang
terjaga namun karena kenangan manis yang tercipta bertahun-tahun silam, yang
tak bisa digantikan dengan secanggih apapun teknologi diciptakan.
Tetaplah kuat dan menjadi besar, Pos Indonesia.
#270ThPosUntukNegeri
Dari pengagummu,
Marlia Alvionita
Marlia Alvionita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar