Tahun-tahun berlalu. Waktu cepat sekali melangkah
jauh. Meski dalam prosesnya masih sering aku mengeluh atas hari-hari lelah dan
kuyu, ada rindu-rindu merah jambu yang ku bagi denganmu dan bisik-bisik rahasia
yang memenuhi semesta kamar kos tempat kita berbagi cerita. Ada cie cie
kemudian kecewa. Hehe...
Kita beranjak dewasa juga, bergerak dari seragam
putih abu-abu menuju status mahasiswa yang insya Allah kita isi dan niatkan
menjadi ladang perbaikan diri yang tak ada akhirnya.
Telah jauh juga jarak dari hari dimana pertama kali
kita bertemu. Hari dimana aku memandangmu cuek dan menjawab tanya dengan
singkat, kau mengingatnya sedangkan aku tidak. Maaf ya, mak J
Mentadaburi proses jatuh bangun merangkak dan
bergandengan, aku kamu mereka. Terucap syukur begitu syahdu.
Bukankah bisa saja Dia memilihkan pergaulan yang
kurang baik bagiku ? Bukankah mudah saja bagi-Nya memadamkan api hidayah dan
ukhuwah di antara kita ? Tapi Dia Sang Maha Cinta, membawaku bertemu denganmu,
dengan mereka. Saudari yang aku cintai. Kembali lagi pada kalian setelah sempat
merajuk, kecewa dan berpaling sejenak. Alhamdulillah.
21 tahun waktu yang telah diberikan Allah untuk kau
manfaatkan beribadah hanya pada Nya. Kau yang selalu istiqomah, mengajarkanku
untuk tak mudah menyerah. Kau yang diam, memberiku waktu untuk didengarkan.
Waktu dan kamu, adalah saksi dari proses hidupku.
Terima kasih, mak. Bersedia menemani, tak pergi di waktu-waktu aku butuh teman
bergandengan. Allah tahu bagaimana aku menyayangimu.
Semoga yang terbaik yang selalu kau dapatkan.
Sekarang, esok dan seterusnya.
Selamat hari lahir, gadis dua puluh satu. Segera
undang aku saat kau berdiri di atas pelaminan dengan gamis hijau dan ksatria
keren di sisimu sambil bergandengan.
Note : Ditunggu segera di Rusia.
aku mau juga, sebentar lagi aku juga gadis 21... hehe
BalasHapusditunggu ya nis. Insya Allah ada edisi spesial untuk Nisa juga.
BalasHapus