Kamis, 20 Februari 2014

Gugur dan Minum part 2


Aku tak pernah tahu kau punya bakat melucu.
Kau juga tak punya bakat akting untuk mengelabui.
Tapi kenapa mudah sekali kini aku tertawa namun merasa tersakiti ?
Kenapa aku bisa terbujur sepi di pojok kamar sambil meneteskan air mata namun bibirku terbuka mengeluarkan suara tawa ?

Aku dibohongi sekian lama.
Sebegitu mudahnya kah wanita sepertiku kau usir pergi ?



Benar-benar merasa bodoh dan sendiri.
Aku bingung mesti diam atau berlari.
Mesti tertawa atau menangis.
Mana yang harus ku lakukan terlebih dahulu ?
Menikam jantungku atau menggores kaca di wajah tampanmu

Mengucek mata yang bengkak dan lelah.
Aku terbangun dengan tisu yang berceceran di lantai dan seprai berantakan.
Ternyata aku memang menyedihkan.

Suara ribut di luar membawa langkahku mendekati pintu.
Kian terdengar keras, ada apa ?

Menengokan kepala ke sebelah kanan pintu kamar sewaku.
Wajah yang tersenyum cerah dan uluran tangan kanan menyapaku.
Great ! Aku bahkan belum cuci muka.
Merapihkan rambut yang belum ku sisir dari tiga hari yang lalu sejak kejadian di pantai itu, ku terima uluran tangannya, sambil mengucap nama dengan suara ku yang serak sehabis menangis berhari-hari.

Aku Pria. Tetangga baru mu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar