Kamis, 20 Februari 2014

Gugur dan Minum part terakhir


Dengan membawa beberapa kardus yang ukurannya cukup besar.
Sedikit kepayahan karena menggontongnya sendirian.
Pagi yang cukup sial ternyata masih harus disempurnakan dengan terdengarnya tawa memilukan dari kamar sebelah.
Apa-apaan itu ? Hantu ?


Baguslah, suaranya mulai berhenti.
Mungkin dia lelah.

Selesai sudah. Dengan beberapa keributan yang berasal dari banyaknya barang-barang pecah belah yang dimasukan Ibu diam-diam ke tumpukan kardusku.
Untung tak pecah.

Menghirup sebentar udara di luar kamar sepertinya ide bagus.
Sekalian berkenalan dengan beberapa tetangga.
***
Perempuan ini sudah tak mandi berapa lama ?
Kenapa dia benar-benar terlihat tak terurus ?

Tapi baiklah, tetap tersenyum. Apapun masalah perempuan yang tawanya memilukan ini, dia tetap akan jadi tetangga ku hingga satu tahun ke depan.
Kau mesti ramah, Pria.
Ku ulurkan tanganku, menawarkan perkenalan.

Bening, namanya.
Tapi suaranya serak sekali, tak bening, sepertinya kurang minum.
Lagi-lagi dengan senyum ku tawarkan botol minumanku yang masih tersegel ke arahnya.
Tadi sengaja ku beli di jalan, dan berniat untuk diminum usai beres-beres kamar.
Namun sepertinya perempuan di depanku ini lebih membutuhkannya sekarang.

Dia tersipu lalu menerima botol minumku.
Ya, dia cukup manis dan kurasa kami bisa berteman baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar