Hari ini aku bangun pagi untuk memasak air menggunakan panci yang seumur hidup belum pernah aku sentuh, menghidupkan kompor yang baru pertama kali aku lihat, memasak nasi dari bungkus yang telah selama beberapa saat tersimpan, menulis di dalam kamar yang sebelumnya tidak pernah aku bayangkan untuk tiduri, di dalam rumah besar yang tidak pernah aku datangi.
Aku bukan tiba-tiba menjadi manusia modern setelah terlempar dari era megalitikum.
![]() |
Photo by Francisco Hernández on Unsplash |
Hal-hal yang dituliskan adalah daftar kegiatan kecil yang aku dapatkan karena memutuskan pindah selama sebulan dari rumah. Mencentang wishlist yang selama beberapa waktu belakangan selalu diam-diam aku doakan dan rencanakan. I finally have that momentum to move from my home.
In big number of age, aku belajar adjust lagi dengan berbagai kegiatan normal dan mudah di rumah, jadi lumayan merepotkan saat bercampur bersama orang-orang baru, perempuan-perempuan yang asing sama sekali. But still, i am very much enjoying this, hope it will be last till the end of my rent.
Memulai kembali adalah kalimat sederhana yang berat sekali realisasi. Saat muda, pindah dan memulai hal baru terdengar sangat menjanjikan, ia seolah ada di seberang bersama mimpi yang memanggil untuk diwujudkan. Kini, pindah dan memulai hal baru artinya penjelasan-penjelasan, keingintahuan atas alasan, tubuh yang lelah dan pegal, serta berbagai penyesuaian atas kebiasaan.
Pindah di usia yang tidak lagi muda, berarti bicara dengan dirimu yang telah nyaman, untuk bekerja sama menghadapi berbagai tantangan dan memahami perubahan. Berarti mengatur ulang prioritas, keuangan bahkan sesederhana memilih pakaian mana yang perlu dibawa berpetualang dari satu lemari besar yang kamu sukai untuk kenakan. Bukan yang tercantik tapi yang pasti terpakai dan membuat nyaman.
![]() |
Pindah bagiku adalah usaha mewujudkan janji pada diri sendiri, untuk memberi kesempatan memulai kembali. Hal-hal baru yang membuat aku merasa bodoh, kecanggungan bertemu, perbandingan dengan tempat tinggal dulu, keresahan akan masa depan, semua aku nikmati karena untukku perasaan lost and dumb is necessary. It’s make me more human. I don’t need to always play cool. I am maybe old but still new here and people will understand. So I can make mistake, I suppose to make it alot.
Aku sadar setelah pindah (yang baru beberapa hari, ketika tulisan ini terbit) I am becoming more attentive, of course because I don’t want to be lost in this new environment, but also make me more appreciate my surrounded. Aku merasa dengan sadar mengisi tabung kebutuhan yang selama ini dibiarkan.
Kalau kata Mari Andrew, Author favoritku. We always have 2 ways to see and give meaning over the story of life. Dan bagaimana cara menginterpretasinya? Salah satunya dengan sabar. Sabar menjalani bagian kehidupan yang ini. Yang tidak selalu merah jambu dan terang. Bagian kehidupan yang mungkin jauh berbeda dari yang pernah aku impikan. Lalu memilih memberi arti yang memberi inspirasi dan menumbuhkan optimistik.
It’s hard dan aku tidak rekomendasikan untuk dilakukan semua orang karena kadang penemuan atas diri juga bisa dilakukan dalam rutinitas yang telah dijalani, tapi bagiku ini adalah kesempatan yang Tuhan beri. Jadi harus berani diambil dan jalani.
![]() |
Photo by Kelly Sikkema on Unsplash |
After all, I love this life that I try to build. Masih berupa batu bata yang banyak berserakan, aku coba susun satu satu, karena kata Mari lagi, “Life is FAR MESSIER than what a brain ever want to admit.” So go for it! Being messy and define magic.
Note: kali ini tidak ada ilustrasi pribadi karena pensilnya sedang rusak ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar