Jumat, 22 November 2013

Si Bungsu



Gadis itu mengenakan kerudung putih, duduk di tengah kawan-kawan yang menunggu jadwal kuliah kami ditetapkan.
Hari-hari awal kuliah, memang masih begitu lengang dari proses belajar mengajar.
Tawanya lepas, dan tak jarang ia terkikik hingga mengeluarkan air mata.
Kami berkenalan dan menjadi teman.

Semester lima di hari jumat tanggal 22 November, matanya berkaca-kaca, kali ini bukan karena tawa. Ada lelah dan pilu di wajah cerianya.
Sakit. Betapa sakit tak lagi memilih hari, dia sakit dihari kelahiran dimana tiap doa terlantun berharap kesehatan untuknya.
Namun di tengah sekaan tangan pada tiap genangan air mata yang keluar, masih sempat ia tersenyum tulus sambil berterima kasih atas tiap ucapan selamat dan doa terbaik baginya.

Aku pun haru. Betapa masih banyak hal yang harus ku tiru darimu, sahabatku.
Betapa tiap coba kau hadapi dengan tawa dan tanpa keluh.
Pernah kau berkata padaku "Masalahmu belum ada apa-apanya, nit"
Aku tahu bukan maksudmu menyinggung atau menyepelekan, itulah kau. Caramu berbeda untuk berharap temanmu kembali kuat dan semangat.

Meski telah lama saling kenal tak banyak cerita mau kau bagi dengan sekarela, selalu kau ciptakan sekat dimana kau bisa sendirian menikmati tiap masalah dan berharap ada solusi.
Dan aku menghormati caramu.

Teruslah kuat, dep. Jadilah si bungsu pemberani yang membanggakan orang tua dan kedelapan saudaramu.
Kian dewasa, bahagia dan sholehah.

Dariku, tulip merah yang pemalu dan pendiam :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar