Setiap kali hendak singgah ke
tempat baru, ada saja yang pertanyaan yang mengganggu ku, apakah nanti akan ku
temukan senyum yang sama, sapa yang indah dan kata nan lembut dari teman sebaya
?
Dan kehadiranmu beserta mereka
adalah jawaban atas kegelisahan. Kau adalah salah satu kado yang ku syukuri
karena telah menemani. Terima kasih telah ada, selalu dengan senyum yang sama,
yang tak juga luntur meski amanahmu melimpah ruah, yang tak juga berganti masam
meski kadang ku temukan banyak hal yang mesti kau pikir dan kerjakan.
Seperti sepenggal judul lagu yang
kau titipkan namaku di dalamnya, semoga perjalanan ini adalah jalan menuju
Ridho Nya, semoga proses ini adalah proses mendekati Nya, meneladani Rasul dan
langkah bakti bagi orang tua tercinta.
Jalan Cahaya yang kemudian
membawaku, membawamu, membawa kita bertemu kelak di pinggir sebuah telaga nan
jernih, udara bersih dengan sepoi halus angin yang menggerakkan perlahan
ujung-ujung hijab ungu ku dan merah muda mu.
Kita saling tersenyum dan
bercerita, duduk melingkar ditemani senyum yang begitu familiar dari mereka
yang juga telah menemani dan setia.
Lalu kita bersenandung bersama
dihati
terus bersemayam
ukhuwah selalu terpatri
tiada yang memisahkan
hingga akhirnya kita bersua lagi
ukhuwah selalu terpatri
tiada yang memisahkan
hingga akhirnya kita bersua lagi
-Kata mu puisiku indah, tapi
bagiku mengenal dan bersaudara denganmu jauh lebih indah-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar