Minggu, 10 November 2013

Jalan Cahaya


Setiap kali hendak singgah ke tempat baru, ada saja yang pertanyaan yang mengganggu ku, apakah nanti akan ku temukan senyum yang sama, sapa yang indah dan kata nan lembut dari teman sebaya ?

Dan kehadiranmu beserta mereka adalah jawaban atas kegelisahan. Kau adalah salah satu kado yang ku syukuri karena telah menemani. Terima kasih telah ada, selalu dengan senyum yang sama, yang tak juga luntur meski amanahmu melimpah ruah, yang tak juga berganti masam meski kadang ku temukan banyak hal yang mesti kau pikir dan kerjakan.

Seperti sepenggal judul lagu yang kau titipkan namaku di dalamnya, semoga perjalanan ini adalah jalan menuju Ridho Nya, semoga proses ini adalah proses mendekati Nya, meneladani Rasul dan langkah bakti bagi orang tua tercinta.

Jalan Cahaya yang kemudian membawaku, membawamu, membawa kita bertemu kelak di pinggir sebuah telaga nan jernih, udara bersih dengan sepoi halus angin yang menggerakkan perlahan ujung-ujung hijab ungu ku dan merah muda mu.
Kita saling tersenyum dan bercerita, duduk melingkar ditemani senyum yang begitu familiar dari mereka yang juga telah menemani dan setia.

Lalu kita bersenandung bersama
dihati terus bersemayam
ukhuwah selalu terpatri
tiada yang memisahkan
hingga akhirnya kita bersua lagi


-Kata mu puisiku indah, tapi bagiku mengenal dan bersaudara denganmu jauh lebih indah-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar