tumblr.com
Aku merindukan sesosok Musa.
Yang paham bahwa berjalan dibelakang perempuan adalah
bencana.
Maka ia menunduk melangkah duluan, mendengarkan arahan.
Aku merindukan sesosok Musa.
Yang menjaga matanya, menjaga lisannya.
Yang kisahnya menjadi pelipur lara Rasulullah yang tengah
duka.
Aku menginginkan mendidik seorang Musa.
Bocah kecil belum genap 6 tahun.
Namun telah menghapal hampir sempurna isi Al Qur’an.
Aku mencoba memantaskan diri untuk berdampingan dengan ayah
dari Musa-musa ku nanti.
Mengingat pencipta, menjaga hati dan tentu berproses tak
kenal henti.
Bismillah.
Aamiin insyaAllah... semoga nanti bisa jadi sekolah yang baik untuk Musa-nya.
BalasHapus