Kamis, 03 Juli 2014

Kita Semua Akan Jadi Alumni


Jalan hidup membawa kita pada pemahaman bahwa tak ada satupun kisah yang tak menjadi pelajaran. Semua mengandung hikmah dan petuah.
Mengawali Juni dengan sebuah rapat, bertemu saudara saudari yang baru coba untuk dikenali, memantapkan hati untuk mulai berkontribusi dan mencoba untuk menyambungkan hati lewat cerita, canda dan tentu doa.

02 Juli 2014, entahlah sudah ada beberapa orang yang mengucapkan satu kata yang belakangan mulai aku pahami memiliki arti yang begitu dalam dan panjang.
Alumni.
Berawal dari harus 'lengser' dari sebuah amanah organisasi fakultas tempat bernaung selama kurang lebih 2 tahun. Hingga tiap ada yang bertanya "amanahnya apa mbak disini ?"aku lalu dengan sigap menjawab "sudah alumni, adikku"
Mudah saja menjawabnya.

Namun saat malam dan membuka media sosial, menyadari telah ditambahkan pada sebuah grup alumni organisasi penuh cinta di Universitas.
Membaca postingan dan komentar.

Hmm.. ada rasa teduh yang mambasahi hatiku, ada rasa haru yang memenuhi dunia.
Kesadaran bahwa kita semua akan menjadi alumni.
Entah alumni organisasi, kampus atau yang lebih pasti alumni dunia ini.

Kita akan menjalani tiap pilihan, memahami takdir, bertanggung jawab atas kewajiban, menikmati kenyamanan, mengisi hari dengan harapan, lalu mati dan dikenal sebagai alumni semesta.

Akan ada masanya wajah-wajah yang dulu menemani perlahan menjauh, tempat yang biasa dijadikan markas bertemu, berpindah, untuk kemudian perlahan memudar dari ingatan lalu terlupakan.
Akan ada masanya kita terbujur kaku, melupakan dan dilupakan.
Sementara dunia terus saja berjalan.
Memang akan ada yang datang, menangisi, merindui namun semua hanya sebentar. Hidup toh harus terus berjalan.

Kembali pada paragraf awal.
Aku dan saudara saudari yang dipertemukan Allah diawal Juni ini pun tengah berproses menjadi alumni.
Tengah giat saling mengenal, menyimpan kenangan.
Tengah serius menyusun program kerja, berpadu menegakkan dienul islam.
Tengah belajar berkontribusi walau mungkin tak banyak.
Tengah mulai bergerak, membiasakan diri, membangun kenyamanan.
Karena Nya, insya Allah.

Dan jika mengingat harus kembali merasakan momen ini lagi.
Selalu ucapan syukur itu terkata.
Selalu ingatan akan nasihat itu terulang.
"Lakukanlah yang terbaik, karena Nya. Tak semua orang mendapat amanah seperti yang kini kau punya. Allah memilihmu, berarti kau mampu.
Lakukan yang terbaik, karena nanti kau akan merindui semua proses perjuangan ini.
Karena nanti tak akan ada waktu kembali."


Tidak ada komentar:

Posting Komentar