Senin, 14 Juli 2014

Alasan Bertahan


"Hari ini seperti akumulasi keluhan bertumpuk yang tak pernah bisa kubagi.
Seperti melihat terbukanya jalan untuk mengambil bendera putih, lalu melambaikannya dengan penuh kelegaan.
Terlebih telah kutemukan beribu alasan untuk berhenti dan mundur perlahan.

Aku seperti bom waktu yang menanti detik demi detik ledakan.
Menanti, untuk melihat, apakah perlu kesempatan kedua kuberikan.

Aku tengah menanti inisiatif.
Menanti untuk ditanyakan.
Menanti untuk dikuatkan dengan berbagai alasan untuk terus bertahan.
Ya, aku dalam fase kegamangan."

Mungkin akan ada waktunya bagi kita, adik kita, teman ngaji, teman organisasi dan lainnya sampai pada fase seperti ini. Saat berbagai kefuturan kita ikuti, berbagai  alasan dibenarkan untuk mengabaikan amaliyah yang sebelumnya rajin dilakukan dan berkurangnya intensitas waktu berkumpul dengan sahabat penyejuk hati yang senantiasa memberikan nasihat-nasihat berisi.
Saat alasan untuk bertahan mulai memudar.

Sebenarnya kunci itu ada di diri kita sendiri.

Temukanlah saat menangis. Lelah.
Menangis saja, jangan hanya memendamnya, sok kuat.

Atau saat beban mulai terurai beratnya.
Berceritalah atau paling tidak dengan menuliskannya dalam catatan harian.

Berdoa minta dikuatkan.
Bergerak dari rasa gamang yang membuat diri menggelap sendirian.

Bebaskan diri.
Maafkan setiap kesalahan yang dilakukan dulu, lalu perbaiki.

Dan ucapkan dengan penuh keyakinan.
Sebuah alasan sejati nan abadi ; Karena Mu saja, Rabbku. Sungguh hanya karena Mu aku bertahan sejauh ini.

*Sebuah catatn penguat diri sendiri. Karena Mu Saja, Rabb ku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar