Jumat, 31 Januari 2014

Allah, aku cinta Kamu


Memang tak selalu mudah kan berkali-kali mesti mengingatkan diri yang selalu lemah ini bahwa kau punya Dia, tempat bergantung, tempat berkeluh dan yang paling penting tempatmu bersyukur.

Memang tak mudah untuk membungkam mulut ini dari mengumpat marah, terisak sendu atau menggumam kutuk lalu menghirup napas sejenak, memikirkan dan lagi-lagi tersungkur syahdu pada janji untuk tidak mempertanyakan tiap ketetapan-Nya.

Memang seperti itu jalan yang ditempuh pendahulu. Ini bahkan belum ada apa-apanya dengan kisah Nabi Ismail yang mengangguk tegas saat ditanyakan bersediakah dipenggal; belum menyentuh seujung kuku keikhlasan keluarga Amar yang teguh meski tengah dicambuk; dan Bilal, nama itu yang berkali menjadi tempat berkaca, dia toh "hanya" budak, berada di kasta terendah dalam sistem kemanusiaan yang telah terenggut ego dan buta harta. Lalu ia, yang budak, yang hitam, kokoh nian menggigit pemahaman bahwa surga Nya itu indah, indah sekali, payah di dunia tak apalah. Dan Bilal taukah kau cerita keimananmu kini tangguh menggetarkan hati-hati manusia pengecut, termasuk aku.

Maka izinkan Ya Allah, aku bercerita lewat tetesan-tetesan bening kata dalam hati hanya dalam melodi diam dan pelan-pelan merajut doa. Berdua, bersama Mu. Syahdu dalam suara yang lama tak menyapa Mu, yang telah lama terlarut dalam kusuk sibuk dunia yang kuciptakan dengan sendiri. Lalu aku berkilah sibuk. Berkali 'nanti' kusebut.

Maka hari ini pendosa lagi-lagi kembali membawa kelelahan dan noda darah sana-sini. Menanti kau peluk, kau obati, nina bobokan. Dengan berjuta janji untuk setia, yang sayangnya telah terlalu sering untuk diingkari berkali-kali, setelah sembuh, segar dan rupawan.

Meringkuk aku sendiri, jika tanpa mengingat bahwa kau lah Yang Maha Pengasih. Putus asa aku mengadu, jika tak ingat bahwa kau Maha Pemaaf. Allah ku syang, terima kasih telah mengizinkanku mengenal Mu. Dan tentu Nabi Muhammad ku, Sang Kekaksih Hati yang tak pernah sekali pun mangkir mengemban amanah berat untuk berdakwah ke semesta dunia, terima kasih telah memberiku jalan mengenal Nya, Sang Maha Cinta.

Allah, Aku cinta Kamu. Tolong, peluk aku erat dengan kasih yang sejuk. Hingga aku bungkam dengan syukur, menangis terharu oleh rindu, dan berakhir dalam pertemuan cinta di surga kelak bersama Mu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar