Menulis kenangan, gumaman dan rencana menjadi simpul-simpul kecil penanda kehidupan
Minggu, 17 Maret 2013
Tersengat
Puluhan bola mata itu terbelalak lebar, dengan deru napas yang sama, tarikan bibir yang kurang lebih memiliki makna yang serupa, mengeja niat untuk menghamba.
Kami yakin pada Mu Ya Allah, kami tahu Nabi kami tak pernah dusta.
Terima kasih padamu sang Da'i, hamba Allah yang tlah bersedia berbagi, tlah menjadi pemantik bagi jiwa-jiwa labil kami yang penuh kegamangan, pada tiap sangka yang terlontar atas fatwa yang selalu ribut saling berebut, kami kalang kabut tak tahu mana yang mesti kami gigit kuat dalam niat, satu persatu hati kami tereenggut, merengut karena yang kami lihat kami sangka sebagai wajah agama ini yang sebenarnya.
Itulah masalah kami para sok tahu, saat tanya terlontar pada yang bukan ahlinya, saat ketidaktahuan berbalas acuh dan gelengan kepala tanpa minat, pundak-pundak kokoh kami pun menjadi lemas, terbias. Dan perlahan kami pun mulai kehilangan minat, berguguran, sibuk mengurus dunia atas nama sejahtera semata, mulai kami sampirkan sejadah di belakang pintu, ditemani karat paku dan rayap pemakan kayu, perlahan kami lontarkan alasan, pembenaran atas kesalahan yang tersingkap di mata, dan kami masih merasa baik-baik saja, tanpa ingat siapa pemilik mulut kami yang congkak mencaci, siapa pemilik kaki kami yang enggan beranjak saat muazin serak mengumandangkan panggilan menghadap, kami bahkan lupa siapa pemilik semesta tempat kami sombongkan harta, rupa, dan tahta semata.
Terima kasih Da'i, atas kesediaan saling mencintai karena syahadat itu tlah sama kita ucap, karena nama muslim tlah sama kita sandang, karena hati itu tlah saling terkait tanpa perlu satu persatu berebut saling berjabat tangan dan melontarkan sapaan ringan.
Karena nasihatmu dari hati yang peduli bagai sengat lebah bagi jiwa-jiwa kecil nan tandus ini, kami tersengat, tersengat untuk mencintai Illahi, mencintai Nabi dan terus memperbaiki diri. Tersengat untuk menangis, menahan perih, hingga sedu sedan, mengingat waktu yang tersiakan tanpa tahu tujuan besar yang tlah Allah persiapkan.
Terima kasih Da'i atas sengatan semangat, dentuman-dentuman jantung yang berpacu, niat yang terukir, dan doa yang tersampir atas nama hati yang terpaut dalam janji pasti, jayanya islam kini dan nanti.
Ust. Felix Y. Siauw atas inspirasi tak bertepi, terima kasih tlah berbagi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar