Rabu, 28 September 2016

Dibuang sayang ; Pemilih Jakarta Harus Belajar dari Pecinta Drama Korea


picture by pinterest

Menyimpan banyak hal adalah salah satu hobi saya. Bahkan dulu, bungkus kado hadiah ulang tahun pun sayang dibuang. Berlanjut hingga sekarang, opsi save pages di laptop maupun hp tersimpan penuh lembar halaman.
Pagi ini saya memutuskan membaca 1 diantaranya, tulisan Om Motulz di tahun 2015 mengenai Kenalan, Teman, Sahabat dan Saudara.
Menyelesaikan bacaan dengan dada terpenuhi rasa haru. 
Ah betapa tentang lama sebentarnya waktu keberadaan kita di dunia kadang tidak ada hubungan langsung dengan ketahanan jasad dan banyaknya uang di saku.

Kamu mati saat dilupakan.
Saya lupa pernah baca kutipan ini dimana dan bertanya-tanya apakah orang yang membuat kutipan sudah pernah merasakan dinginnya kesendirian. Tapi bukankah memiliki teman memanglah salah satu kebutuhan utama, vital, hakiki ?
Kesenangan berlimpah-limpah yang kamu rasa akan hambar tanpa ada teman tertawa.
Anehnya sekarang,  segolongan orang malah dengan begitu mudah menumpah serapah, menuding tuduhan, memporak porandakan hubungan dan memfitnah demi meraih dukungan melalui teknologi yang awalnya dirancang dengan nilai luhur mendekatkan tali kasih dan jarak.
Jelang PILKADA, walau tidak tinggal di Jakarta. Saya, kita, lewat penetrasi media kadung menganggap topik ini seksi, bahwa Jakarta adalah Indonesia, dan Indonesia kadang hanya tentang Jakarta.
Perang sudah dimulai sejak pemilihan presiden lalu. Rasa-rasanya pertemanan menjadi sebuah ikatan yang tidak sayang dikorbankan.
Padahal ketika nanti, saat diri butuh teman menopang atau jiwa melayang-layang menanti doa kebaikan apalah yang kita punya selain kenalan, teman, saudara dan sahabat baik yang bersedia datang dan menguatkan.
Kecuali jika kamu memang kenal dan dikenal baik dengan calon yang maju, berpikirlah ulang untuk mengorbankan karib kerabat demi habis-habisan mendukung dia, mereka, yang kenal juga tidak, silaturahim ke rumah belum pernah.           
Tapi ini bukan berarti saya menolak adanya tukar pikiran, diskusi dan gelar fakta tentang visi misi, pengalaman dan sebagainya yang dirasa penting sebagai dasar memilih. Hanya jangan berlebihan sampai hati menyinggung SARA dan privasi.
Toh, menyukai sesuatu tidak lantas membuat kita harus membenci lainnya.
Seperti menyukai Gong Yoo tapi dengan suka rela, riang gembira menonton drama So Ji Sub juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar