Kepada sekumpulan wanita yang selalu menyambutku dengan pelukan dan salam hangat.Aku mencintai kalian.
Jangan dulu saling menutup pintu, mengambil kunci dan mengurung diri.
Jangan dulu mengucap salam perpisahan.
Karena kita masih disini, dihari-hari penantian dan perjuangan masa depan.Di hari, ketika menengok ke arah hijab hijau tua itu menjadi semacam pengingat pada kenangan sebuah proses lugu namun sarat pengorbanan hingga membuahkan sebuah senyum kelegaan.Di hari, kita masih bisa saling menemukan mata dan bertanya kabar.
Mari rayakan. Rayakan leganya, rindunya, semua.
Mari berbagi sebelum kelak waktu membawa satu
persatu dari kita melangkah kian jauh.
Membawa satu persatu dari kita melambai tangan dan hanya
mampu bersua lewat media.
Saat hanya doa yang mampu kita tiupkan atas
nama-nama yang selalu menemani perjuangan 2 tahun penuh suka duka.
Bagiku sendiri, aku tengah belajar memahami konsep
perpisahan.
Selalu begitu. Tak ada yang abadi di buminya
manusia. Tak ada yang pasti dan mampu memprediksi dengan tepat dan serupa.
Aku tengah dengan diam-diam belajar menarik bibirku
membentuk senyum pemahaman, bahwa memang akan tiba hari dimana kesendirian
menjadi hakikat manusia.
Kita akan berjuang menyusun bata jalan masa depan,
sendiri-sendiri untuk kemudian mati dan mempertanggung jawabkan.
Dan disana, barulah semua pinta bisa kita ujar,
sebuah tempat dimana kata sempurna pun tak cukup menggambarkannya.
Semoga kelak kau dan aku kembali bertemu, kita
semua, sekumpulan wanita, disana, muara cinta Allah pada hambanya yang selalu
berproses untuk taat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar