Akhir adalah kepastian,
karena awal adalah penantian.
Meminta berhenti
dipertengahan hanya berarti mengimani kebohongan.
Layaknya cinta yang berarti pilihan, maka biar saja kebencian beranak,
bertumpuk lalu mati hanya dengan sebuah ketulusan senyuman.
Semua miliki peran,
ular yang perlahan mengintip, melata dengan desis berbisik menanti seekor tikus
terlelap kekenyangan untuk jadi korban;
Rumput yang lupa
disiangi, hingga besar membunuh sang inang.
Aku hanya satu
diantara ratusan, ribuan jiwa-jiwa kecil nan malu, yang malam-malam melamun
sambil terbangun cemas namun penasaran akan panas, dinginnya masa depan.
Aku hanya satu nama
diantara tumpukan kartu tanda pengenal, yang jatuh berserak setelah dompetku
dicuri orang.
Aku hanya
kesederhanaan, yang kecil sendiri, namun tanpa jemu belajar, tanpa lelah berharap
dan mendendangkannya lewat doa-doa dalam hati.
Karena aku memilih
bangkit, meski kaki kecilku kadang tak mampu menopang, karena aku menolak lupa
akan arti senyuman, kehadiran dan kehidupan.
*Kelak aku yakin kau
mampu menunjukkan senyum kebanggan atas sukses yang mampu kau raih. Sampai
waktu itu tiba, jangan menyerah, jangan berhenti berharap, jangan kecilkan
kemampuanmu.
Semangat. Bisa !!
Didedikasikan untuk Mariska. 10 Juni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar