Jumat, 21 Juni 2013

Senyum, Kehadiran dan Kehidupan


Akhir adalah kepastian, karena awal adalah penantian.

Meminta berhenti dipertengahan hanya berarti mengimani kebohongan.

Layaknya cinta yang berarti pilihan, maka biar saja kebencian beranak, bertumpuk lalu mati hanya dengan sebuah ketulusan senyuman.

Semua miliki peran, ular yang perlahan mengintip, melata dengan desis berbisik menanti seekor tikus terlelap kekenyangan untuk jadi korban;
Rumput yang lupa disiangi, hingga besar membunuh sang inang.

Aku hanya satu diantara ratusan, ribuan jiwa-jiwa kecil nan malu, yang malam-malam melamun sambil terbangun cemas namun penasaran akan panas, dinginnya masa depan.
Aku hanya satu nama diantara tumpukan kartu tanda pengenal, yang jatuh berserak setelah dompetku dicuri orang.

Aku hanya kesederhanaan, yang kecil sendiri, namun tanpa jemu belajar, tanpa lelah berharap dan mendendangkannya lewat doa-doa dalam hati.
Karena aku memilih bangkit, meski kaki kecilku kadang tak mampu menopang, karena aku menolak lupa akan arti senyuman, kehadiran dan kehidupan.

*Kelak aku yakin kau mampu menunjukkan senyum kebanggan atas sukses yang mampu kau raih. Sampai waktu itu tiba, jangan menyerah, jangan berhenti berharap, jangan kecilkan kemampuanmu.
Semangat. Bisa !!

Didedikasikan untuk Mariska. 10 Juni.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar